Rabu, 24 April 2019
Asal Mula Selat Bali
Pada jaman dulu di kerajaan Daha hiduplah seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahinya harta benda dan seorang istri yang cantik. Sesudah bertahun-tahun kawin, mereka mendapat seorang anak yang mereka namai Manik Angkeran.
Meskipun Manik Angkeran seorang pemuda yang gagah dan pandai namun dia mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu suka berjudi. Dia sering kalah sehingga dia terpaksa mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, malahan berhutang pada orang lain. Karena tidak dapat membayar hutang, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya untuk berbuat sesuatu. Sidi Mantra berpuasa dan berdoa untuk memohon pertolongan dewa-dewa. Tiba-tiba dia mendengar suara, “Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga yang bernarna Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau memberi sedikit hartanya.”
Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan mengatasi segala rintangan. Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia duduk bersila. Sambil membunyikan genta dia membaca mantra dan memanggil nama Naga Besukih. Tidak lama kernudian sang Naga keluar. Setelah mendengar maksud kedatangan Sidi Mantra, Naga Besukih menggeliat dan dari sisiknya keluar emas dan intan. Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon diri. Semua harta benda yang didapatnya diberikan kepada Manik Angkeran dengan harapan dia tidak akan berjudi lagi. Tentu saja tidak lama kemudian, harta itu habis untuk taruhan. Manik Angkeran sekali lagi minta bantuan ayahnya. Tentu saja Sidi Mantra menolak untuk membantu anakya.
Manik Angkeran mendengar dari temannya bahwa harta itu didapat dari Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus membaca mantra tetapi dia tidak pernah belajar mengenai doa dan mantra. Jadi, dia hanya membawa genta yang dicuri dari ayahnya waktu ayahnya tidur.
Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan gentanya. Bukan main takutnya ia waktu ia melihat Naga Besukih. Setelah Naga mendengar maksud kedatangan Manik Angkeran, dia berkata, “Akan kuberikan harta yang kau minta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah kelakuanmu. Jangan berjudi lagi. Ingatlah akan hukum karma.”
Manik Angkeran terpesona melihat emas, intan, dan permata di hadapannya. Tiba-tiba ada niat jahat yang timbul dalam hatinya. Karena ingin mendapat harta lebih banyak, dengan secepat kilat dipotongnya ekor Naga Besukih ketika Naga beputar kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera melarikan diri dan tidak terkejar oleh Naga. Tetapi karena kesaktian Naga itu, Manik Angkeran terbakar menjadi abu sewaktu jejaknya dijilat sang Naga.
Mendengar kematian anaknya, kesedihan hati Sidi Mantra tidak terkatakan. Segera dia mengunjungi Naga Besukih dan memohon supaya anaknya dihidupkan kembali. Naga menyanggupinya asal ekornya dapat kembali seperti sediakala. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan ekor Naga. Setelah Manik Angkeran dihidupkan, dia minta maaf dan berjanji akan menjadi orang baik. Sidi Mantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat tetapi dia juga mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama.
“Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini,” katanya. Dalam sekejap mata dia lenyap. Di tempat dia berdiri timbul sebuah sumber air yang makin lama makin besar sehingga menjadi laut. Dengan tongkatnya, Sidi Mantra membuat garis yang mernisahkan dia dengan anaknya. Sekarang tempat itu menjadi selat Bali yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Bali.
Senin, 22 April 2019
Kamis, 04 April 2019
Trip Perjalanan Denpasar – Jakarta
Jum’at, 29 Maret 2019
Ini adalah catatan perjalanan yang kulakukan baru-baru ini. Setelah menghadiri acara di bali di tengah-tengah kesibukanku saat kuliah. Saat baru tiba di bali kupesan tiket untuk balik lagi ke jakarta, segera lah kutelfon agen Po Kramat Djati yang berlokasi di jl. Raya sesetan no. 13 denpasar, demi mengamankan bangku yang diinginkan. Setelah tiket aman tinggal menunggu hari H keberangkatan.
Tibalah hari keberangkatan, karena harus siap di terminal negara jam 9. Oiya biasanya keberangkatan bis dari denpasar berangkat dari terminal mengwi untuk keberangkatan dari terminal mengwi biasanya jam 07.00 WIT.
Pukul 08.30 WIT saya telah tiba di terminal negara, Setelah lama menunggu sekitar 1 jam akhirnya bis nya pun datang tepat pada pukul 09.30 WIT. Langsung saja ku masuk kedalam bis, oiya kali saya mendapat bangku nomer depan atau lebih sering disebut hotseat oleh bismania yaitu nomor 3 persis dibelakang supir.
Interior Bus Kramat Djati
Waktu itu yang naik di terminal negara hanya saya jadi langsung berangkat. Dalam perjalanan kali ini saya mendapatkan bus dengan body jetbus 2 HDD dengan mesin Hino RG. Pada pukul 11.00 WIT memasuki pelabuhan Gilimanuk dan bis langsung menuju ke dermaga 2 untuk nyebrang ke pulau jawa, untuk penyebrangan dari gilimanuk ke Ketapang Banyuwangi menghabiskan waktu 1 jam.
Pukul 11.30 WIB kapal bersandar di pelabuhan Ketapang Banyuwangi, oiya waktu di bali dan di jawa berbeda 1 jam ya hehe. Bis pun melanjutkan perjalanannya, setelah 3 jam perjalanan dari pelabuhan ketapang pada pukul 14.30 WIB akhirnya tiba di RM Puritama , Situbondo untuk service makan pertama, penumpang diberi waktu 30 menitan untuk istirahat makan. Langsung saja ku bergegas turun dari bus untuk menuju ke dalam, menu dalam service makan ini prasmanan.
Service Makan
Terhitung pukul 15.10 WIB bus keluar dari RM Puritama, Situbondo untuk melanjutkan perjalanan. Pada pukul 18.00 WIB memasuki tol Probolinggo, untuk perjalanan dari bali ke jakarta sudah melalui tol trans jawa. Bus dipacu cepat di tol, memasuki tol surabaya – porong sedikit tersendat dikarenakan ramai tapi bus masih bisa dipacu dengan kecepatan 40 km/jam.
Akhirnya ku tertidur dan terbangun sudah exit tol caruban untuk service makan ke 2. Pada pukul 20.30 WIB memasuki Rumah Makan Utama Caruban yang letaknya lumayan jauh dari gerbang tol caruban penumpang diberi waktu 30 menit untuk istiharat makan, tepat pada pukul 21.00 WIB bus melanjutkan perjalanan.
Satu jam kemudian setelah dr rumah makan ku pun tertidur lagi hehe, maklum efek bosan perjalanan panjang hehe, terbangun sudah pukul 02.00 WIB keluar tol brebes timur untuk menurunkan paket , dan melanjutkan perjalanan kembali.
Pada pukul 05.00 WIB melakukan service makan terakhir di daerah cirebon, yaitu di RM Singglang Jaya yang pada waktu itu berbarengan oleh bus lorena. penumpang diberi waktu 30 menit untuk istiharat makan, tepat pada pukul 05.30 WIB bus melanjutkan perjalanan.
Pada pukul 07.00 WIB memasuki tol jakarta – cikampek dan disambut kemacetan di bekasi timur hingga bekasi barat, akhiranya pada pukul 09.00 WIB terbebas dari kemacetan dan menuju terminal pulogebang 09.15 WIB memasuki terminal pulogebang untuk menurunkan beberapa penumpang dan kembali melanjutkan perjalanan.
Dan akhirnya finish di agen kramat djati pondok pinang, lebak bulus pada pukul 10.15 WIB
Denpasar – Jakarta
·
PO. Kramat Djati
·
B 7003 IS
·
Eksekutif Class
·
Seat 2 – 2 (30 seats) + Toilet &
Smoking Room
·
Tarif : Rp 455.000
·
Jetbus HDD karoseri Adiputro
·
Hino RG
Jalan – Jalan Gabut
Ketika dapat liburan dari kampus jarang saya bisa
merasakan yang namanya jalan – jalan. Biasanya saya hanya dirumah saja, duduk
di depan laptop + main games. 3 hari sebelum berangkat, saya diajak oleh
sahabat ketika SMK (Sebut saja namanya Ricky , Andri dan Andika) untuk jalan –
jalan ke Rainbowhills (Bukit Geulis) yang bertempat di bogor. Setelah di
rundingkan kami berangkat hari sabtu pagi ya sekalian morning riding lah hehe.
Jadilah kami berangkat ke Bukit Geulis jam setengah 9 (setelah ngaret dari rencana
jam 7), setelah 30 menit menunggu + mengisi bensin, kebetulan saya juga
mengajak salah seorang teman kampus namanya Irzan. Perjalanan lumayan jauh
sekitar 1 jam dengan jarak 46 km, akhirnya sampai juga di Bukit Geulis.
Cukup melelahkan perjalanan kesana tetapi terbayar
oleh indahnya pemandangan, karena disana banyak warung-warung, akhirnya kami
pada memesan kopi dan susu panas sambil menikmati pemandangan bukit-bukit yang
indah. Tidak terasa karena ngobrol-ngobrol dan cuaca pada saat itu berawan jam
sudah menunjukan pukul 11 siang dan perut sudah terasa lapar, akhirnya kami
memesan makan, setelah makan dan langit pun sudah mulai mendung akhirnya kami
putuskan untuk pulang setelah sholat zuhur. Di perjalanan pulang kami sambil
mencari spot-spot bagus untuk berfoto.
Walau hanya sebentar yang jelas jalan-jalan kali ini
cukup berkesan, dan Tempatnya sangat asyik untuk berfoto-foto, cocok untuk
menghilangkan stres, dan cocok juga bagi yang membawa pasangan.
Langganan:
Postingan (Atom)
Aspek Pengambilan Keputusan Keuangan terkait dengan Kurs Mata Uang Asing, serta kemungkinan Implikasi Bisnis yang terjadi akibat Fluktuasi Nilai Tukar
Sistem Keuangan Internasional Sistem keuangan internasional mulai dikenal pada tahun 1870, dimana saat itu emas merupakan standar dala...