Sistem Keuangan Internasional
Sistem keuangan internasional mulai
dikenal pada tahun 1870, dimana saat itu emas merupakan standar dalam
menentukan jumlah uang yang bisa dicetak oleh suatu negara. Yang dimaksud
disini adalah negara tidak lagi menerapkan penggunaan mata uang dari emas,
melainkan negara mencetak uang kertas yang mana nilai dari banyaknya uang yang
bisa dicetak harus sesuai dengan jumlah emas yang dimiliki negara. Kemudian
sistem keuangan ini terus mengalami perubahan seiring adanya faktor - faktor
yang berpengaruh pada kestabilan ekonomi dari waktu ke waktu.
Berikut sistem keuangan internasional yang pernah
diterapkan mulai dari zaman dahulu hingga sekarang :
1. Sistem Standar Emas
Sistem standar emas adalah sistem keuangan yang
berdasar pada nilai emas sebagai acuan untuk alat pembayaran yang sah, dasar
penentuan nilai uang, dan sebagai dasar dalam menentukan atau pembanding nilai
tukar mata uang. Hakikatnya nilai mata uang suatu negara apakah itu berupa uang
kertas maupun jenis lainnya, dalam sistem standar emas nilai mata uang tersebut
akan berkaitan langsung dengan nilai emas yang dimiliki oleh suatu negara.
Sederhananya adalah negara berhak mencetak uang sebanyak-banyaknya sesuai
dengan mata uang negara yang sah dengan persyaratan jumlah emas yang disimpan
atau dimiliki oleh negara memiliki nilai yang sama dengan jumlah uang yang
dicetak.
Sistem standar emas merupakan sistem keuangan yang
pertama kali muncul dalam sejarah ekonomi dan keuangan di dunia. Pada dasarnya
emas itu sendiri lebih dari 1000 tahun yang lalu dikenal dan digunakan sebagai
mata uang. Awal mula pemikiran menggunakan emas adalah karena secara fisik
memiliki wujud dan nilai yang sama di dunia manapun, sehingga uang emas mudah
diterima dan digunakan untuk berbagai kegiatan ekonomi baik itu transaksi jual
beli maupun untuk upah. Kemudian dalam catatan sejarah emas digunakan sebagai
standar dan sistem keuangan internasional terjadi pada tahun 1821 dimana saat itu
Inggris mulai mengenalkan dan menerapkan sistem ini ke seluruh dunia. Hingga
tahun 1870 masyarakat eropa mulai menerapkan sistem standar emas secara global
dan pada tahun 1879 sistem ini mulai merambah hingga ke Amerika.
2. Sistem Bretton Woods
Berakhirnya perang dunia pertama membawa dampak buruk
yang berkepanjangan terhadap laju perkembangan perekonomian di seluruh
negara-negara di dunia. Penerapan sistem standar emas dinilai tidak lagi sesuai
dengan kondisi negara setelah perang dunia pertama, hal ini disebabkan
berkurangnya pasokan komoditas emas untuk dikonversi kedalam mata uang negara.
Dengan memburuknya kondisi ekonomi yang dirasakan oleh banyak negara, kemudian
mendorong banyak negara untuk memecahkan permasalahan yang sama dengan mengadakan
pertemuan dengan negara-negara di dunia untuk mencari solusi dalam memperbaiki
kondisi perekonomian pasca perang, terutama dalam masalah sistem keuangan atau
moneter.
Dampak krisis pasca perang dunia pertama sangat terasa
bagi mayoritas negara-negara eropa, bank-bank dinyatakan bangkrut dan mengalami
defisit yang sangat tinggi. Di lain sisi Amerika termasuk negara yang tidak
merasakan dampak krisis tersebut, hal ini disebabkan karena melimpahnya
cadangan emas yang dimiliki oleh Amerika. Dengan kondisi perekonomian yang
stabil, kemudian Amerika menggagas sebuah pertemuan dengan negara-negara dunia
Internasional untuk membahas masalah krisis yang terjadi di Eropa. Pertemuan
tersebut dilaksanakan di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat pada
tahun 1944 dan dihadiri oleh perwakilan dari 44 negara di dunia. Dari pertemuan
ini kemudian akan menjadi sebuah sejarah tentang terbentuk sistem baru dalam
dunia keuangan internasional yang diposisikan sebagai pengganti dari sistem
standar emas yaitu Sistem Bretton Woods.
Tujuan dari pertemuan Bretton Woods
adalah untuk menciptakan sebuah kesepakatan mengenai sistem pertukaran mata
uang yang kemudian dikenal dengan sebutan Fixed Exchange Rate
System atau pertukaran mata uang tetap. Dalam kesepakatan Fixed
Exchange Rate System telah menyetujui beberapa hal yang berkaitan
dengan, antara lain.
1.
Setiap
negara yang terlibat dalam perjanjian harus menentukan kurs mata uang negara
tersebut terhadap mata uang Dollar Amerika (USD).
2.
Standar
nilai USD terhadap emas yang disepakati bersama adalah USD 35/
3.
Negara-negara
yang terlibat dalam kesepakatan harus menerima ketentuan harga emas yang
ditetapkan oleh Amerika.
4.
Amerika
memberlakukan persyaratan terhadap kurs mata uang yang harus disepakati oleh
semua negara terkait.
3. Sistem Kurs Mengambang Terkendali
Meskipun Sistem
Bretton Woods terbukti memiliki peran dalam restorasi sistem perekonomian
dunia, namun pada kenyataannya penerapan sistem ini mulai mengalami banyak
masalah yang kemudian berpengaruh pada tingkat kepercayaan negara-negara
terhadap kondisi ekonomi Amerika. Diawali dengan adanya perang Vietnam yang
terjadi pada tahun 1960-an, situasi ini merupakan pemicu terjadinya inflasi di
Amerika yang mana pada saat itu mulai ditandai dengan upaya pemerintah Amerika
yang mencetak uang lebih besar dari jumlah cadangan emas yang dimiliki negara.
Karena efek inflasi yang berkepanjangan inilah negara-negara eropa mulai
menarik kembali emas dalam bentuk cadangan dollar seperti yang termuat dalam
perjanjian Bretton Woods. Perubahan sentimen negara Eropa terhadap inflasi
menyebabkan Amerika harus melepas cadangan emasnya untuk memenuhi tuntutan
negara-negara eropa hingga sistem keuangan Amerika dinyatakan terjadi defisit
neraca pembayaran.
Tahun 1972
merupakan tahun dimana Sistem Bretton Woods tidak dijalankan lagi, karena
mengalami banyak masalah yang berakibat pada ketidakstabilan cadangan emas yang
dimiliki oleh Amerika. Setelah Sistem Bretton Woods berakhir maka sistem
moneter internasional mulai diambil alih oleh IMF yang kemudian lahirlah sistem
keuangan baru yang disebut dengan Sistem Kurs Mengambang
Terkendali atau Managed Float. Yang dimaksud dengan Sistem Kurs Mengambang
Terkendali adalah sebuah sistem keuangan internasional yang merupakan
penggabungan antara sistem nilai tukar tetap dan sistem nilai fleksibel. Dengan
menerapkan sistem ini maka akan terlihat perubahan nilai tukar yang terus
berubah-ubah setiap harinya dan hal ini menunjukkan sebuah respons terhadap
aktivitas pasar. Karena sifat yang dinamis inilah maka dibutuhkan sebuah
perantara atau media yang memiliki pengaruh dalam mengendalikan kestabilan
pasar terhadap perubahan nilai tukar, perantara atau media yang dibutuhkan
dalam kegiatan pasar diwakili oleh adanya bank sentral.
Mata Uang Asing
Mata uang asingValuta asing
merupakan mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan juga diterima sebagai
alat pembayaran dalam perdagangan internasional. Valuta asing yang banyak
dipakai biasanya merupakan mata uang suatu negara yang memiliki peranan ataupun
kendali yang cukup besar dalam sistem perekonomian di seluruh dunia. Di seluruh
dunia sendiri, valuta asing yang paling banyak digunakan adalah Dollar.
Valuta asing merupakan bagian dari devisa suatu
negara. Devisa sendiri merupakan setiap kekayaan yang dimiliki oleh suatu
negara yang berada di luar negeri yang wujudnya dapat berupa barang, jasa, atau
bahkan mata uang yang digunakan sebagai alat transaksi perdagangan lintas
negara. Devisa suatu negara yang berbentuk mata uang ini lah yang sering kita
sebut dengan istilah valuta asing.
Implikasi
Bisnis Akibat Fluktuasi Nilai Tukar
Fluktuasi mata uang
adalah hasil alami dari sistem nilai tukar yang berubah-ubah yang merupakan
norma dari sebagian besar perekonomian utama. Nilai tukar satu mata uang
terhadap yang lain dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental dan teknis.
Termasuk diantaranya jumlah pasokan dan permintaan dari dua mata uang tersebut,
kinerja ekonomi, prospek inflasi, perbedaan suku bunga, arus modal, dukungan
teknis dan tingkat resistensi, dan sebagainya. Karena faktor-faktor ini umumnya
dalam keadaan fluks terus-menerus maka nilai mata uang berfluktuasi dari waktu
ke waktu. Namun, walaupun tingkat mata uang sebagian besar seharusnya
ditentukan oleh ekonomi yang mendasarinya, hal ini sering berubah-ubah, karena
gerakan besar dalam mata uang juga bisa mendikte nasib perekonomian suatu
negara.
Sedangkan dampak
perputaran mata uang terhadap perekonomian jauh jangkauannya, kebanyakan orang
justru tidak terlalu memperhatikan nilai tukar mata uang karena sebagian besar
bisnis dan transaksi mereka dilakukan dengan mata uang domestik . Untuk
sebagian konsumen, nilai tukar hanya diperlukan untuk kegiatan atau transaksi
tertentu seperti misalnya bepergian ke luar negeri, pembayaran barang
impor atau pengiriman uang luar negeri sesekali waktu.
Kesalahan umum yang
biasanya terjadi adalah dengan menganggap bahwa mata uang domestik yang kuat
merupakan hal yang baik bagi perekonomian suatu negara, karena dengan begitu
orang memerlukan biaya yang lebih murah untuk melakukan perjalanan ke Eropa,
misalnya, atau untuk membayar sebuah produk impor. Pada kenyataannya, mata uang
yang terlalu kuat dapat memberikan hambatan yang signifikan terhadap
perekonomian dasar dalam waktu jangka panjang, karena seluruh industri yang ada
justru tidak kompetitif dan ribuan pekerjaan hilang. Sementara konsumen
meremehkan melemahnya mata uang domestik karena akan membuat biaya perjalanan
ke luar negeri dan belanja impor lebih mahal, malahan mata uang yang lemah
justru dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang lebih.
Sumber :
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny