Aspek Dasar
Budaya
Bagi ahli antropologi dan sosiologi,
budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya termasuk kesadaran
dan ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk perilaku
manusia dan diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Seperti
didefinisikan oleh seorang ahli antropologi organisasi Geert Hofstede, budaya
adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut dari
satu kategori orang dengan orang lainnya.”
Pandangan Ahli Antropologi seperti
diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya klasiknya berjudul The Chrysanthemum
and the Sword, tidak peduli betapa aneh tindakan atau pendapat seseorang, cara
seseorang berpikir, merasa, dan bertindak mempunyai hubungan dengan
pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah jika tindakan dan opini dirasakan
sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain. Pemasar global yang berhasil harus
memahami pengalaman manusia dari sudut pandang lokal dan menjadi orang dalam
melalui proses empati budaya.
Pendekatan
Analisis Faktor-Faktor Budaya
Untuk mengatasi sikap etnosentris budaya, para manajer
harus berusaha untuk mempelajari dan menginternalisasi perbedaan-perbedaan
budaya itu.
·
Menerima
bahwa kita tidak akan pernah benar - benar memahami diri kita sendiri atau
orang lain
·
Sistem
persepsi kita sangat terbatas
·
Kita
menghabiskan sebagian besar energi untuk mengelola masukan persepsi
·
Ketika kita
tidak memahami keyakinan dan nilai - nilai sistem budaya tertentu dan
masyarakat, hal - hal yang kita amati dan pengalaman mungkin tampak
"aneh.“
·
Berusaha
untuk memahami bahwa keyakinan budaya itu, motif, dan nilai.
Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah pendekatan
yang digunakan untuk mengelola atau menangani konflik yang ada di dalam
berbagai bidang dan konteks komunikasi yaitu komunikasi interpersonal
atau komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi,
komunikasi antar budaya, komunikasi lintas budaya, komunikasi bisnis, komunikasi
bisnis lintas budaya, dan komunikasi internasional, dan komunikasi
pemasaran.
Negosiasi merupakan salah satu
bentuk manajemen konflik selain mediasi dan dialog. Negosiasi lebih menekankan
pada adanya pertukaran usulan yang ditujukan untuk meminimalisir perbedaan
akibat adanya ketidaksesuaian tujuan yang dialami para anggota dengan cara
menciptakan sebuah kesepakatan. Umumnya, negosiasi dapat kita temui dalam
berbagai bidang kehidupan seperti proses transaksi antara penjual dan pembeli,
perjanjian bisnis, interaksi antara pihak manajemen dan buruh dalam sebuah
perusahaan, hubungan pernikahan, situasi penyanderaan, kerusakan lingkungan,
dan lain-lain.
I.
William Zartman mengenalkan 5 (lima) tingkatan analisis yang berbeda dalam
negosiasi, yaitu pendekatan struktural, pendekatan strategis, pendekatan
proses, pendekatan perilaku, dan pendekatan integratif. Berikut adalah intisari
pendekatan negosiasi yang meliputi fitur dasar, asumsi, serta keterbatasan yang
dimiliki oleh masing-masing pendekatan:
1. Pendekatan struktural – menekankan
pada makna, posisi, serta kekuatan; dengan asumsi hasil negosiasi
adalah win-lose; namun memiliki keterbatasan dalam hal posisi yang dapat
menyebabkan hilangnya kesempatan diperolehnya kesepakatan yang saling
menguntungkan bagi semua pihak serta terlalu menekankan pada kekuatan.
2. Pendekatan strategis– menekankan pada
tujuan, rasionalitas, dan posisi; dengan asumsi hasil negosiasi
adalah win-lose; keberadaan solusi adalah optimal dan mengedepankan
rasionalitas para pemain; memiliki keterbatasan dalam hal tidak menyertakan
penggunaan kekuatan, para pemain tidak dapat dibedakan.
3.
Pendekatan
proses– menekankan pada pembuatan konsesi perilaku serta posisi; dengan asumsi hasil
negosiasi adalah win-lose, respon bersifat reaktif; dan dengan
keterbatasan dalam hal terlalu menekankan pada posisi, dan kurangnya
prediktifitas
4.
Pendekatan
perilaku– menekankan pada perlakuan kepribadian; dengan asumsi hasil negosiasi
adalah win-lose dan peran dari persepsi dan ekspektasi; dan dengan
keterbatasan dalam hal terlalu menekankan pada posisi.
5.
Pendekatan
integratif– menekankan pada pemecahan masalah, menciptakan nilai, komunikasi,
dan hasil negosiasi adalah win-win solutions; dengan asumsi win-win
solutions; dan memiliki keterbatasan dalam hal penggunaan waktu serta semua
pihak hendaknya memperhatikan dan siap terhadap serangan balik yang dilakukan
oleh pihak non-intergratif bargaining.
Produk
Industri
Berbagai faktor budaya yang telah
dijelaskan sebelumnya mempunyai pengaruh penting pada pemasaran produk industri
di seluruh dunia dan harus dikenali dalam merumuskan rencana pemasaran global.
Beberapa produk industri dapat menunjukkann sensitivitas lingkungan yang
rendah, seperti dalam kasus chip komputer, misalnya, atau tingkat tinggi,
seperti dalam kasus generator turbin yang mana kebijakan pemerintah untuk
“pembelian nasional” menunjukkan bahwa tawaran dari penawar asing itu tidak
menguntungkan.
Produk
konsumen
Pengamatan dan studi menunjukkan
bahwa tanpa tergantung pada kelas sosial dan pendapatan, budaya mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumsi, penggunaan media, dan
kepemilikan barang yang tahan lama. Produk konsumen mungkin lebih peka terhadap
perbedaan budaya daripada produk industri. Rasa lapar merupakan suatu kebutuhan
fisiologis dasar dalam hirarki Maslow; semua orang butuh makan, tapi apa yang
akan kita makan sangat dipengaruhi oleh budaya.
Nama : I Putu Adhitya Wibawa Putra
Kelas : 4EA02
Tugas: Manajemen Era Revolusi Industri 4 #
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny